The Best of Me (2014)

You never forget your first love.
Source : http://boyzruleourworld.com/wp-content/uploads/2014/10/bestofme.jpg
Halo, semua! Karena rutinitas sebagai karyawan fulltime sekarang, mengharuskan saya untuk tidak menulis sementara waktu. Masalah satu-satunya adalah pembagian waktu yang kacau balau karena setengah tahun lamanya saya mengenggam gelar pengangguran. Dan hari ini, tepat satu bulan saya bekerja. Yay!!!

Malam ini saya langsung memutar aransemen piano yang menjadi favorit saya sejak dulu. Tiba-tiba jadi ingin membahas salah satu film romantis andalan. Sebut saja, karya karya hits Nicholas Sparks selalu menjadi film romantis menarik yang kelihatannya wajib ditonton. Sebagian besar dari itu bahkan berkali-kali saya putar, dan herannya tidak pernah bosan.


"You Never Forget Your first love...."


Ya, The Best of Me berhasil mencuri hati dan pikiran saya saat pertama kali diputar. Sayang, saya melewatkan film sebagus itu saat putar di bioskop, karena untuk sampul film memang sangat terlihat biasa. Namun, di balik itu semua tersimpan kegelapan kisah cinta yang dikemas dengan sangat manis. Menceritakan sepasang remaja bernama Dawson Cole (James Marsden) dan Amanda Collier (Michelle Monaghan), yang terjebak antara cinta di masa depan dan di masa lalu. Keduanya mempunyai benang merah yang tak terpisahkan, bahkan saat sudah berpisah bertahun-tahun lamanya.

"Kau adalah yang terbaik dariku. Selamanya ,” –Dawson. 

Tak lekang oleh waktu...
Source : https://rogersmovienation.com/2014/10/16/movie-review-the-best-of-me/
Sang sutradara sangat sabar mengurai kisah cinta keduanya yang membuat siapa pun senyum-senyum sendiri, betapa hal kecil berdampak besar bagi kehidupan seseorang. Potongan-potongan cerita semakin membuat kalian merasa bahagia dan sedih disaat bersamaan. Bagaimana tidak, peran Nicholas Sparks sang penulis cerita sendiri bagai sebuah kesederhaan yang luar biasa, menjadi ciri khas dalam tiap novel legendarisnya.

Saya suka dengan setiap atmosfer yang diciptakan film-film romantis dari karya beliau, sebuah kisah biasa, sangat biasa terkadang namun celakanya menjadi film kisah cinta tersedih. Saya tidak akan membandingkan selera kalian mungkin sama dengan selera saya, namun percayalah, The Best of Me pasti meninggalkan kesan mendalam pada ingatanmu setelah menontonnya. 

Source : https://www.popsugar.com/entertainment/Best-Me-Movie-Pictures-35589629
Ada rasa sesal di dada setelah mentelaah kisah Dawson dan Amanda. Betapa sakit, betapa tidak berharganya cinta saat kamu tidak lagi mampu berdiri melawan tiap rasa sakit, tiap rasa rindu yang hinggap tiap kali kau melihat masa lalu. Saya sendiri kagum dengan pemilihan karakter yang begitu cerdas. Apalagi dengan kehadiran Dawson muda (Luke Bracey) dan Amanda masa remaja (Liana Liberato) dengan porsi yang sangat pas! Cerita, alur, script tertata dengan indah dan unforgettable. 

Michael Hoffman, sang sutradara meski saya belum sepenuhnya menonton film-film beliau, tapi saya berjanji akan memasukkan karyanya dalam list. Tak bisa saya gambarkan betapa saya menyukai semua hal dalam The Best of Me. Overall, saya suka semua aspek tanpa terkecuali.

Liana played Amanda with perfection.
Source : 
http://www.blu-ray.com/movies/The-Best-of-Me-Blu-ray/120161/

Maaf lagi-lagi pujian harus terlontar, karena original soundtrack The Best of Me juga sama romantisnya! Beberapa musisi besar bahkan menyumbang untuk menghidupkan kisah antara Dawson dan Amanda. Yang paling membuat miris, sebuah cerita indah pada awalnya pun tak dapat menjamin selamanya kamu akan bahagia dengan orang yang sama. Sekuat apapun, sekeras apapun kamu berusaha, bila bukan untukmu maka tidak akan menjadi milikmu. 


Same scene, different ages...
Source :http://variety.com/2014/film/reviews/film-review-the-best-of-me-1201331710/

The ordinary love story ended with little sadness.
Source : http://arie90skid.blogspot.co.id/2015/02/the-best-of-me-aku-suka-siapa-aku-saat.html

The Best of Me mempunyai banyak pesan atas keikhlasan dan rasa berjuang, sifat alami dalam setiap jiwa manusia. Dawson dan Amanda menjadi bukti bahwa cinta pertama punya tempat tersendiri di dalam hati. Saya mungkin bukan satu-satunya orang yang akan mudah melupakan film semanis ini, karena rating film tersebut di Google juga menjadi bukti banyak orang yang sama menyukainya dengan saya. Saya sendiri sangat merekomendasi anda untuk menonton film satu ini.

Tips pertama untuk menonton film ini, tolong siapkan tisu. Namun apabila kamu berhati batu, film tipikal seperti ini tidak akan mampu membuatmu menangis. Tips kedua, pastikan kamu tidak nonton sendiri, kamu butuh tempat bersandar selama beberapa jam ke depan. Tips ketiga, kalau kamu sudah bosan saat awal cerita, bisa jadi kamu tidak akan mampu menangkap makna film ini, maka berhenti menonton saja ;)  Selamat bertemu lagi guys! Happy weekend!









Kartika Kirana Sumirang

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar