![]() |
Source : http://www.imdb.com/title/tt4898730/ |
Beberapa hari sebelumnya saya banyak menghabiskan waktu dengan nonton film horror/thriller bersama abang dan adik saya. Dari sana, saya bisa melihat siapa di antara kami yang paling pemberani dan penakut. Saya menjadi yang paling pemberani karena hampir selalu melihat ke layar PC plus hanya memeluk bantal saja, sedangkan abang dan adik saya payah sekali karena mereka pakai selimut untuk menutupi muka. Dan saya dengan bangga mendeklarasikan sebagai yang paling oke kalau diajak nonton film dengan genre ini. Hehehe, karena gak semua orang sih ya hobi nonton film yang buat deg-degan terus begini.
Langsung aja nih kita bahas film besutan dari Michael Barret yang udah berpengalaman di perfilman Hollywood. Setelah saya lihat, Michael sendiri gak hanya fokus di salah satu genre melainkan hampir semuanya! Saya kagum melihat kepiawaian Michael karena beberapa karyanya juga sangat layak tonton. Contohnya film berjudul Temple ini, dari menit pertama sudah sangat menjanjikan karena berani menggaet produser ternama (setidaknya 6), yang masing-masing terlibat dalam film horror ternama seperti The Ring. Mereka adalah, Mike Macari, Jack Sojka, Shinya Egawa, Bernard Edlington, Neal Edelstein dan Eric Bassett. Jangan lupakan juga penulis skenario, Simon Barret yang berjaya dalam You are Next dan Blair Witch.
![]() |
source : https://www.hollywoodreporter.com/review/temple-1034215 |
Plot dan premis Temple cukup mengalir meski tidak mengalami banyak pengembangan. Bumbu kisah romantis pun tidak luput meski saya akui tidak banyak membantu dan kurang penting untuk ditampilkan. Sang sutradara pun banyak belajar bagaimana agar film dengan sedikit casts bisa berhasil meski hanya untuk sebagian orang. Saya pribadi tidak merasa Temple memukau bahkan terkesan asal-asalan. Sayang sekali karena di dalamnya begitu banyak orang berpengalaman yang terlibat dan sekilas tampak seperti film amatir.
![]() |
source : https://www.hollywoodreporter.com/review/temple-1034215 |
Jumpscare nya cukup oke mengingat ide hantu dalam wujud anak kecil selalu membuat saya merinding, entah bagaimanapun bentuk dan wajahnya, dan Jepang salah satu yang terbaik dalam menyajikan jumpscare tersebut. Sayang teramat sayang, penyelesaian Temple tidak dieksekusi dengan matang dan terencana. Bahkan hanya sedikit penyelesaian tanpa arti, tidak ada penjelasan dan akhir dari film ini sangat samar. Dari sisi naskah juga tidak banyak memberi kejutan dan cenderung membosankan pada menit-menit setelah klimaks. Fakta yang menyebalkan adalah saya sudah memasang ekspetasi tinggi ketika pertama kali melihat trailer, meski akhirnya menelan kekecewaan.
Well, for few percent, Temple has it own scary things and still worth to watch for the people who loves normal horror movie. Temple got 7,5 from me and dunno what about your thought guys! What do you think? Comment bellow and see you soon! Happy weekend :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar